Minggu, 30 September 2012

Harga emas Antam sepekan (24-28 September 2012) Hari/Tgl Harga Jual Buyback Senin 24/9 Rp545.000-Rp584.200 Rp515.000 Selasa 25/9 Rp545.000-Rp584.200 Rp515.000 Rabu 26/9 Rp545.000-Rp584.200 Rp515.000 Kamis 27/9 Rp545.000-Rp584.200 Rp515.000 Jumat 28/9 Rp551.000-Rp590.200 Rp521.000 Sumber: Antam, diolah JAKARTA: Penutupan transaksi emas ritel Antam pekan ini atau Jumat (28/9/2012) sedikit melegakan bagi pemegang emas yang ingin segera mendapatkan dana likuid dengan melego emas. Untuk pekan depan, peluang harga naik dan turun masih sama-sama kuat. Margin keuntungan Rp6.000/gram sudah cukup bagi Anda untuk meraup keuntungan—istilah kerennya profit taking—setelah harga emas mengalami stagnasi dalam 4 hari transaksi atau Senin—Kamis pekan ini. Lalu bagaimana dengan kondisi harga emas pekan depan, apakah akan melanjutkan momentum kenaikan atau justru turun? Para analis juga masih belum memiliki keyakinan pasti mengenai proyeksi harga emas, karena peluang harga naik dan harga turun sama-sama kuat. Hasil riset Bloomberg terhadap 30 analis menunjukkan peluang harga emas naik dan turun pekan depan masih sama-sama kuat. Sebanyak 15 analis (50%) memprediksikan harga emas akan naik pekan depan. Namun, 13 analis (43%) justru memprediksikan harga emas akan turun. Sementara itu 2 analis (7%) memprediksikan harga emas stagnan alias tidak bergerak. Dengan melihat ‘skor’ prediksikan harga naik (50%) dan harga turun (43%) tersebut, maka bola ada di tangan penjual emas dalam hal ini PT Aneka Tambang. Maklum, ketika kemarin (Jumat 28/9/2012) harga jual emas dan buyback naik Rp6.000/gram, pemegang emas akan lebih cenderung melepas koleksi mereka untuk profit taking akhir pekan. Selain itu, Antam akan berhitung apakah volume jual emas lebih tinggi atau lebih dari buyback selama sepekan. Kalau volume emas hasil buyback menumpuk, Antam akan melepas kembali ke pasar dengan kenaikan harga yang ‘tak terlalu ektrem’ untuk menarik pembeli. Sebaliknya, kalau ternyata harga emas turun Antam tetap akan mematok harga di level ‘yang menguntungkan’ kendati harus menurunkan harga. Emas vs Inflasi Tarik ulur harga emas PT Aneka Tambang di atas merupakan perspektif mikro dalam melihat pergerakan harga emas. Namun, kalau dilihat dari perspektif makro ekonomi, berapa pun harga emas, para investor global akan tetap memburunya. Hal itu karena mereka membutuhkan investasi untuk meredam laju inflasi . Hal ini terutama dialami para investor di Amerika Serikat. Ketika Bank Central AS memborong obligasi, maka inflasi di Negeri Paman Sam tersebut akan meningkat. “Secara hostoris emas selalu menjadi pilihan untuk menyelamatkan ivestasi dari tekanan inflasi. Permintaan klien kami untuk membeli emas terus meningkat,” ujar Mark Smallwood, Kepala Unit Asia Pasifik Unit Manajemen Aset Deutsche Bank, seperti dikutip Bloomberg. Emas akhirnya menjadi buruan, karena mereka was-was untuk terus menyimpan dolar AS untuk bermain valas. Efeknya bagi pasar emas ritel di Indonesia adalah bahwa penjual emas masih memiliki keyakinan tinggi untuk menaikkan harga emas, karena memang menjadi buruan investor yang mulai was-was dengan koleksi dolar mereka. Dalam kondisi seperti itu, bagi investor emas ritel di Tanah Air membeli emas untuk tujuan jangka pendek masih berpotensi meraup keuntungan asalkan memiliki timing yang pas dalam melepasnya guna meraih margin. (sut)

Ini Pemicu Harga Emas Naik Turun

Sepanjang perekonomian dunia yang dipenuhi ketidakpastian, komoditas emas akan terus menjadi incaran para pemodal yang ingin menyelamatkan investasi mereka. Namun, dalam beberapa hari terakhir, para pemilik emas mungkin dilanda kebingungan.
Melepas emas yang dimilikinya atau menahannya hingga harga logam mulia itu kembali merangkak naik. Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, kepada VIVAnews menilai, secara historis, harga emas memang masih berpeluang naik. "Kalau pun turun, mungkin spot di kisaran US$1.530 per ounce," kata Ariston di Jakarta, Rabu 12 September 2012. Ariston memperkirakan harga emas terus melambung, bahkan hingga kisaran US$2.000 per ounce. Menurut Ariston, berfluktuasinya harga emas disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk beberapa hari terakhir, naik turunnya harga emas karena pemodal masih menunggu pidato petinggi bank sentral AS (The Fed) yang akan berlangsung pada Kamis malam waktu setempat. "Saya rasa, market sedang menanti kebijakan tersebut. Kalau bank sentral AS tidak memberikan kebijakan quantitative-nya, harga emas akan kembali turun di level US$1.650 per ounce," ujarnya. "Tapi, jika The Fed mengeluarkan kebijakan lanjutan, emas akan naik di level US$1.800, ini skenarionya," ujarnya. Berdasarkan skenario tersebut, tidak menutup kemungkinan harga emas tahun depan akan naik menjadi US$2.000 per ounce. Sementara itu, dari sisi investasi, menurut Ariston, emas dinilai masih cukup menjanjikan untuk jangka panjang. Dia pun menyarankan agar masyarakat memilih emas batangan sebagai bentuk investasi. "Kalau mau investasi, emas batangan jauh lebih bagus. Karena, kalau perhiasan itu sudah dicampur-campur, fluktuasinya akan lebih cepat," jelasnya. (art)

Emas Melambung, Tertinggi Sejak Februari

Harga emas menguat pada Senin, 17 September 2012, mendekati level tertinggi dalam tujuh bulan. Ini menyusul posisi dolar Amerika Serikat yang masih tertekan setelah Federal Reserve mengambil tindakan berani untuk memacu perekonomian. Pada pekan lalu emas ditutup naik, karena investor berbondong-bondong memborong emas yang masih dipandang sebagai lindung nilai terhadap menurunnya nilai tukar dolar AS. Kenaikan emas ini merupakan kenaikan mingguan keempat secara berturut-turut. Kantor berita Reuters melaporkan, harga emas spot di pasar Singapura Senin pagi naik US$4,93 per ons menjadi US$1.774,39, setelah berada di level US$1.777,51 pada Jumat, tertinggi sejak akhir Februari. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember pada akhir pekan lalu naik 0,24 persen menjadi US$1.776,90 per ons. Dua bank sentral top dunia, The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB), telah mengeluarkan sejumlah stimulus moneter tambahan untuk memicu perekonomian. Namun, perekonomian global rupanya masih butuh waktu banyak untuk pemulihan dari krisis utang berkepanjangan. Rencana agresif baru The Fed ini justru mendorong dolar melemah. Nilai tukar dolar AS terhadar euro tertekan ke level terendah lebih dari empat bulan. Pada Senin ini, Euro berada di level US$1,3108, di dekat puncaknya dalam empat-bulan sebesar US$1,3169 yang terjadi pada Jumat. Dolar merana di dekat level terendah dalam 7 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama pada Senin ini. Dolar hanya pulih terhadap yen, setelah yen melemah terhadap hampir seluruh mata uang dunia.

Kamis, 13 September 2012

Wah, Harga Emas Naik Terus, tapi...

Harga emas perhiasan berbagai bentuk seperti cincin, gelang, anting dan kalung naik, sehingga berdampak pada penurunan omzet penjualan komoditas logam mulia tersebut. Effendi (35) salah satu penjual emas perhiasan di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, mengatakan terjadi kenaikan yang cukup signifikan terhadap logam mulia beberapa hari ini. Setiap satu suku emas murni kadar 24 karat terjadi kenaikan sekitar Rp 20.000 dari harga sebelumnya Rp 3,1 juta per suku (satu suku = 6,7 gram-red). Ia menjelaskan, kenaikan emas tersebut tentunya berpengaruh langsung pada omzet penjualan mereka, namun sebaliknya warga yang menjual perhiasan simpanan justru terjadi peningkatan. Menurut dia, sejak harga naik sekarang ini banyak warga yang menjual emas perhiasan simpanannya, karena dibutuhkan untuk keperluan anak masuk sekolah serta membeli kebutuhan sehari-hari. Memang diakuinya, pasca lebaran lalu terjadi peningkatan penjualan logam mulia itu, karena harga jual masih stabil. Penurunan omzet penjualan itu tampak terasa langsung, karena pembeli yang awalnya ingin memiliki empat suku emas murni terpaksa membatalkan rencana mereka begitu mengetahui harga emas naik, katanya. Sementara itu, kenaikan harga tidak hanya terjadi pada emas murni 24 karat, tetapi seperti biasa logam mulia yang kadarnya lebih rendah juga ikut menyesuaikan. Pantauan Antara pada sejumlah toko pedagang emas perhiasan di kawasan pasar tradisional 16 Ilir, di Jalan Tengkuruk Permai, pasar 10 Ulu Palembang, para pedagang sepi pembeli. Kalaupun ada calon pembeli, sebagian besar malah mengurungkan niatnya begitu mengetahui harga jual tinggi.